Senin, 08 Oktober 2018

Kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri)

Nyeri

https://pixabay.com/id/angka-pria-berdiri-nyeri-punggung-1707104/
      
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tdak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Nyeri sendiri juga berdasarkan pengalaman seseorang terhadap rasa nyeri yang dialami, misalnya pada orang yang  sering mengalami nyeri pada saat sakit gigi akan terbiasa atau tidak terlalu merasakan nyeri dan bisa mengontrol nyeri dengan berbagai cara dan akan berbeda pada orang yang belum pernah mengalami sakit gigi akan merasakan sangat nyeri dan bingung harus berbuat apa. Sebagai seorang perawat pun harus mampu membedakan pasien yang benar-benar mengalami nyeri atau hanya berpura-pura saja, kira-kira apa saja caranya :
  • pasien yang mengalami nyeri tekanan darah dan nadinya akan meningkat akibat dari pasien menahan nyeri yang dialami
  • pasien yang mengalami nyeri akan berperilaku sesuai tingkatannya nyeri misalkan pada pasien yang mengalami nyeri berat tidak mampu lagi berkomunikasi dengan baik dan hanya berfokus pada daerah nyeri saja
  • pasien yang mengalami nyeri akan menerima tindakan apa saja yang dilakukan agar nyeri dapat hilang terutama pasien dengan nyeri sangat berat, misalnya pasien yang takut dengan jarum suntik pada saat nyeri fraktur yang berat walaupun pasien merasa takut dengan jarum pasien akan pasrah menerima pemberian injeksi agar nyeri dapat menghilang.
Berbicara soalnya nyeri apa sih yang menyebabkan adanya nyeri dan bisa merasakannya, mari kita bahas fisiologi nyeri :
      munculnya nyeri berkaitan erat dengan resebtor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, adalah ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memilki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. sehingga pada saat kita mengalami luka atau sesuatu yang tidak nyaman maka saraf-saraf tersebut akan membawa rangsangan ke vertebra dan sampai ke otak untuk menimbulkan stimulus dari rangsangan.
selain itu nyeri di bagi menjadi dua yaitu
  • Nyeri akut, merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
  • Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan atau hilang timbul yang berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bukan
Pengalaman nyeri pada seseorang berbeda-beda seperti pada pengertian di awal, ternyata ada yang mempengaruhinya antara lain :
  • Arti nyeri, setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda dan kebanyakan orang memahami nyeri secara negatif atau sesuatu yang berbahaya. misalnya seorang yang mengalami luka yang cukup besar pasti mengalami nyeri bagi banyak orang menginginkan agar tidak ada nyeri namun sebenarnya nyeri sendiri menandakan bahwa pada daerah yang mengalami luka sendiri masih memiliki sisten persyarafan yang baik.
  • Persepsi nyeri, pada persepsi atau penilaian seseorang terhadap nyeri sangatlah berbeda atau bersifat subjektif karena pada orang yang sering mengalami nyeri akibat peningkatan asam lambung akan memberikan persepsi bahwa hal tersebut biasa namun pada pasien yang tidak mengetahuinya akan bingung apa yang sedang di alami sehingga persepsi terhadap nyeri menjadi berbeda dan merasa nyeri berat
  • Toleransi nyeri, dalam toleransi berkaitan dengan kemampuan seseorang menahan nyeri yang dialami misalnya dengan alkohol, obat-obatan, pengalihan perhatian dll.
  • Reaksi terhadap nyeri, reaksi ini merupakan bentuk respon dari nyeri yang dialami seseorang misalnya ketakutan, gelisah, cemas, menagis dan menjerit.
Dalam nyeri ada yang namanya skala nyeri biasanya perawat akan menjelaskan penilaian skala dan pasien akan menetukan skala nyeri yang dialami seperti ini penjelasannya
  • skala nyeri 0 atau tidak ada nyeri sama sekali
  • skala nyeri 1-3 nyeri ringan : nyeri masih bisa di tahan dan tidak mengganggu aktivitas pasien
  • skala nyeri 4-6 nyeri sedang : nyeri sedikit kuat sehingga dapat mengganggu pola aktivitas penderita
  • skala nyeri 7-10 nyeri berat : nyeri yang sangat kuat sehingga memerlukan terapi medis dan pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri atau harus dibantu.
selain skla dalam pengkajian juga ada pemeriksaan PQRST 
P : pemacu, yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
Q: quality, dari nyeri , seperti apakah rasa tajam, tunpul atau tersayat
R : regio , yaitu daerah perjalanan nyeri
S : severity adalah keparahan atau intensitas nyeri (skala nyeri)
T : time, adalah lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri

sebagai seorang perawat penting untuk mengetahi dengan baik cara penialain nyeri dan dalam proses pengkajiannya sehingga dalam melakukan tindakan tidak mengalami kesalahan pengambilan intervensi misalnya seorang perawat menanyakan pada pasien dan pasien mengatakan nyeri pada daerah dada namun sang perawat langsung memberikan intruksi relaksasi, kolaborasi terapi dan lainnya namun  nyeri tidak berkurang dalam hal ini kesalahan perawat adalah pada pengkajian regio atau daerah belum jelas nyeri yang dirasakan dada pada daerah mana oleh karena itu nyeri tidak berkurang karena pasien mengalami nyeri akibat peningkatan asam lambung pada daerah uluh hati sehingga tindakan yang tepat adalah kompres buli-buli panas pada pasien dan teknik relaksasi serta kolaborasi terapi untuk menurunkan asam lambung. Nah jadi menjadi seorang perawat harus sangat teliti terutama pada nyeri karena nyeri bersifat subjektif sehingga perlu untuk dilakukan komunikasi yang efektif.

semoga bermanfaat..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar